Dewan Kebudayaan Manggarai
Kesadaran akan pembangunan peradaban juga menjalari semua daerah di Indonesia, tak ketinggalan Manggarai. Kendanti terpaut beberapa tahun setelah terbitnya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017, masyarakat Manggarai bersama Pemerintah Daerahnya belum terlambat untuk bergerak. Belajar pada Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang telah lebih dahulu membangun Dewan Kebudayaan, Manggarai bergeliat untuk mengemas niat luhur ini dalam sebuah wadah yang diberi nama Dewan Kebudayaan Manggarai (DKM). DKM diinisiasi kelahirannya pada Mei 2021 oleh Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata bersama perguruan tinggi, LSM, tokoh budaya, akademisi dan pelaku kesenian di Manggarai.
Baca Juga : Awas Bulan Maria!
Baca Juga : Yoseph Tatu : Motivator yang Visioner
Roh yang mendorongnya adalah adanya niat suci agar kebudayaan Manggarai dengan segala kekayaannya tidak punah digerus oleh produk kebudayaan mondial melalui mesin globalisasi di segala sektor kehidupan. Karena itu, pemajuan mengandaikan adanya komitmen untuk memanfaatkan, melindungi, mengembangkan dan pembinaan berkelanjutan. Kata-kata kunci (key words) menjadi pedoman arah bagi implementasi program berbasis klasifikasi unsur-unsur kebudayaan, sebagaimana secara umum diterima: bidang bahasa, system pengetahuan, organisasi social, system peralatan hidup dan teknologi, system mata pencaharian hidup, system religi dan kesenian.
Luasnya cakupan kebudayaan tentu menjadi kesulitan tersendiri dalam implementasi kerja Dewan Kebudayaan ini. Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) fokus pembidangan menjadi simpul penting untuk menegaskan kerja-kerja strategisnya. Itulah sebabnya terdapat 8 bidang yang akan diseriusi melalui komite-komite kerja, yaitu: Komite Literasi, Bahasa, Sastra dan Tradisi Lisan, Komite Manuskrip, Adat Istiadat dan Ritus, Komite Pengetahuan dan Teknologi, Permaianan dan Olah Raga Tradisional, Komite Kesejahteraan, Heritage, dan Kepariwisataan, Komisi Seni Tari Tradisional dan Modern, Komite Teater, Komite Fotografi, Animasi dan Perfilman dan Komite Seni Musik Tradisional dan Modern.
Baca Juga : Siapa Menciptakan Tuhan?
Baca Juga : HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR: Upaya Distansiasi Teks dan Pembaca-Sebuah Diskursus Reflektif-Kritis
Terjangan capaian program Dewan Kebudayaan Manggarai ini nantinya mengarah kepada lestarinya bahasa, sastra, tradisi lisan, adat istiadat, ritus-ritus, pengetahuan dan teknologi, permainan dan olahraga tradisional, heritage dan kesenian Manggarai. Pelestarian ini menjadi salah satu dimensi penting untuk pengembangan karakter orang Manggarai dan penguatan sektor pariwisata Manggarai yang oleh Bupati Hery-Heri (2021-2025) didapuk menjadi leading sector pembangunan.