Elia dari Timur: Mewartakan Kebenaran
Hal paling kentara dari Romo Nonius di setiap tulisannya di Berita Karmel adalah kisahan tentang perjalanan tugas yang dipercayakan Ordo kepada beliau sebagai anggota Komisi Internasional Keadilan dan Perdamaian (JPIC=Justice and Peace and Integrity of Creation) Ordo Karmel. Secara detail ia berkisah tentang pertemuan-pertemuan itu, bagaimana alur prosesnya, hingga apa yang dihasilkannya. Komisi JPIC ini berdiri tahun 1992 dan sudah mengadakan 5 kali pertemuan: Roma (1993), Mutare (1994), Los Angeles (1995), Dordrecht (1996) dan Madrid (1997). Anggotanya 7 orang mewakili wilayah Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa Utara, Eropa Selatan, Afrika, Asia dan Australia (BK 242, Februari 1998). Romo Nonius mewakili region Asia. Cara dirinya membahasakan pertemuan demi pertemuan membuat kita sebagai pembaca seolah-olah juga berada di sana dan mengikuti secara langsung pertemuan penting semacam itu.
Baca juga: Kemenangan Untuk Rakyat Manggarai (Catatan Pilkada ke-11)
Dalam pertemuan 10-13 April 1999 misalnya, ada banyak agenda yang dibahas. Salah satu point pentingnya adalah bagaimana memperjuangkan keadilan dan perdamaian sebagai projek bersama umat manusia dalam wadah organisasi besar seperti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). “Advokasi pada lembaga internasional sebagai sebuah bentuk pelayanan kepada sesama masih merupakan sesuatu hal yang baru. Sudah lebih dari 40 kongregasi atau ordo yang membentuk biro advokasi pada PBB”, tulisnya (BK, No.257, Mei 1999). Memang terbersit kesadaran bahwa perjuangan untuk perdamaian, keadilan dan keutuhan ciptaan merupakan satu misi penting dalam sejarah keselamatan. Itulah sebabnya, hal itu menjadi fokus lembaga-lembaga dunia, termasuk lembaga keagamaan.
Hal kedua yang tak pernah absen dalam tradisi Berita Karmel adalah daftar tentang karya tulis yang dipublikasi oleh segenap para saudara Ordo Karmel Indonesia. Hampir setiap daftar yang disusun oleh Romo Ari Pawarta untuk bidang ini, nama Romo Nonius selalu ada (BK. 254 Februari 1999). Romo Nonius memiliki fokus yang tetap kepada kitab suci baik teologi maupun tafsir atasnya. Sudah puluhan buku ditulisnya berkaita erat dengan kitab suci sejak tahun 1975. Buku tafsir kitab Mazmur adalah mahakarya yang banyak menjadi referensi pembaca kitab suci di Indonesia. Demikian halnya dengan buku seri kotbah dan buku-buku lainnya. Artikelnya tersebar di banyak majalah beken nasional seperti Mingguan Hidup, Rohani dan jurnal-jurnal ilmiah sekolah tinggi filsafat dan teologi.
Baca juga: Jangan Ada Intimidasi di Antara Kita
Tatkala membaca tulisan dan bersemuka dengan karya pelayanannya, Romo Nonius selalu menekankan keyakinannya yang teguh akan Tuhan sebagai sumber kebenaran sejati. Ia memberikan ret-ret pun rekoleksi untuk banyak kalangan. Ia memotivasi peserta ret-ret dengan cara-cara yang memukau. Sebuah kehangatan diciptakannya dalam termin-termin pendampingan sehingga peserta merasa dirangkul dan dikasihi. Pihak yang ragu dan bimbang diyakinkan, yang lemah dikuatkan, yang putus asa diberdayakan untuk menemukan kembali kehidupan. Selalu ada moment pencerahan dalam pertemuan-pertemuan yang dilakukannya.
Seperti nabi Elia yang selalu bekerja bagiTuhan, Romo Nonius, karmelit dari Timur Indonesia, mempersembahkan seluruh hidupnya untuk menunjukkan kebenaran Tuhan atas manusia dan semesta. Kebenaran akan penyelenggaraan ilahi ditunjukkan dalam kesahajaan hidup berkomunitas yang selalu saling mengandalkan, saling memerhatikan dan mencintai. Dalam pola hidupnya yang sangat sederhana, apa adanya, ia sedang memperlihatkan bahwa iman kepada Tuhan dan pelayanan yang iklas pada sesama dan dunia adalah satu-satunya garansi atas kebahagiaan manusia. Selamat jalan Romo, terima kasih untuk semua pengabdianmu.***