Sosok

Menulis Buku, Bangun Budaya Literasi Dalam Koperasi Kredit di Indonesia

Tradisi Peluncuran Buku Memotivasi

Ada satu hal yang patut didiskusikan secara mendalam dalam kegiatan Loknas yakni acara launching buku. Acara ini ditampilkan megah-meriah di bagian pembukaan. Selalu ada buku yang diluncurkan setiap tahun di kegiatan Loknas. Bukunya berbicara tentang pengelolaan Kopdit. Pada tahun 2012 di Jogja, untuk pertama kalinya saya mengikuti peluncuran buku karya bersama Munaldus, Yuspita Karlena, Yohanes RJ, Saniansa dan B. Hendi dengan judul: Credit Union Kendaraan Menuju Kemakmuran-Praktik Bisnis Sosial Model Indonesia (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2012). Setelah buku pertama ini sukses, Munaldus, Yuspita Karlena dan Herlina menerbitkan buku baru: Kiat Mengelola Credit Union, terbit tahun 2014 oleh penerbit yang sama dan dilaunching tahun 2014 di Medan, Sumatera Utara.

Dua buku ini menjadi sumber yang baik untuk memadukan secara erat dimensi pengetahuan, pengalaman dan motivasi dalam mengelola Kopdit. Buku yang ditulis lahir dari rahim kecintaan yang mendalam terhadap Kopdit dan beraras pada pengembangan dan pemberdayaan Kopdit di masa yang akan datang.

Tidak setiap tahun saya mengikuti Loknas, karena bergilir dengan Pengurus atau Pengawas yang lain. Namun, beberapa pengalaman mengikuti Loknas yang disertai peluncuran buku, menimbulkan daya dorong yang besar bagi saya untuk juga mulai menulis Kopdit. Langkah pertama saya lakukan dengan menulis buku: Setia Mengabdi Kemanusiaan:Tapak-Tapak Membangun Bersama Kopkardios (Jogjakarta: AsdaMedia, 2016). Setelah itu, diikuti buku KSP Kopdit Suka Damai dengan judul: KSP Kopdit Suka Damai: Meretas Mimpi Menggapai Harapan Membangun Peradaban (Ruteng: Lembaga Nusa Bunga Mandiri, 2019). Setahun kemudian, saya menulis buku untuk KSP Kopdit Hanura di bawah judul: Terus Menggemakan Nurani Memantulkan Kesejahteraan: 25 Tahun Kopdit Hanura (Ruteng: Lembaga Nusa Bunga Mandiri, 2020).

Buku-buku ini menjadi bacaan yang simpatik bagi anggota Kopdit, pegiatan Kopdit, akademisi dan masyarakat umum. Ada kemudahan bagi anggota untuk mengetahui latar kelahiran Kopdit, tokoh-tokoh inisiator, para pendiri dan anggota awali. Sajian informasi seputar usaha dan perjuangan mereka yang tak kenal lelah, penuh daya juang, memicu mereka untuk menjadi anggota aktif. Pada level Badan Pengurus,Pengawas, informasi ini membantu mereka melanjutkan pengelolaan Kopdit dengan baik dan benar. Dimensi pengetahuan memperdalam kesetiaan untuk melanjutkan pengelolaan sesuai tujuan. Elaborasi yang kreatif dengan perkembangan zaman menolong mereka untuk memperkokoh Kopdit dalam perubahan zaman. Ketika Kopdit menjadi salah satu tempat dibangunnya kajian ekonomi mikro, buku tentang Kopdit menjadi acuan setiap peneliti. Demikian para siswa dan mahasiswa yang menjalankan masa pratikum memahami konsep Kopdit secara lebih memadai dengan membaca buku ini.

Kesadaran untuk menulis buku terus berlanjut. Selain tetap menulis Kopdit, pada tahun 2021 saya mulai menulis tentang tokoh Kopdit Nasional, Bapak Romanus Woga di bawah judul: Dian yang Tetap Bercahaya-75 Tahun Romanus Woga (Jogjakarta: AsdaMedia, 2022). Buku ini diluncurkan di Hotel Asthon saat Loknas pasca pandemi Covid-19 di Kupang. Sebuah buku yang menulis perjalanan hidup dan perjuangan Bapak Rommy dalam membangun gerakan Kopdit di NTT dan kemudian di Indonesia dan Asia melalui pelayanannya sebagai Ketua Inkopdit dan Wakil Presiden ACCU di Bangkok.

Ketika peluncuran buku di Kupang sukses, kesadaran untuk menulis pada diri pelaku Kopdit makin besar. Tatkala Kopdit merayakan 25 tahun, 40 tahun dan 50 tahun, kehadiran sebuah buku menjadi moment penting untuk menegaskan jati dirinya dalam sejarah. Tradisi itu berkembang baik di tingkat Inkopdit, Puskopdit maupun primer. Tonnio Irnawan dari Inkopdit menulis buku dengan judul: Perjalanan Gerakan Koperasi Kredit Indonesia Mencapai Integrasi Nasional (Jakarta: Inkopdit, 2022). Buku ini, seperti judulnya bertutur tentang perjalanan kelahiran GKKI dan suka duka sejarahnya hingga mencapai integrasi nasional. Buku ini menandai peringatan 50 tahun gerakan Kopdit di Indonesia.

Di Puskopdit Flores Mandiri, tradisi meluncurkan buku menjadi sebuah peristiwa penting. Ketika merayakan Pancawindu Gerakan Kopdit di Puskopdit Flores Mandiri, Mikhael Hongkoda Jawa, dkk menerbitkan buku dengan judul: Koperasi Kredit Membangun Peradaban Bermartabat (Ende: Puskopdit Flores Mandiri, 2011). Sepuluh tahun kemudian, persis merayakan Pesta Emas Gerakan Kopdit, mereka menerbitkan dua buku: Pertama, Merawat Ingatan Jejak Sejarah Koperasi Kredit di Flores. Kedua, Koperasi Kredit Dialog Kehidupan. Dua buku ini diterbitkan oleh Penerbit Ledalero.

Demikian masih banyak Kopdit serta Puskopdit yang menandai hari lahir lembaga mereka dengan acara peluncuran buku. Sebuah tradisi yang terus berkembang dan memperkaya khazanah ilmu dan pengalaman berkoperasi dari waktu ke waktu.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Kanisius Deki

STIE Karya, KSP Kopkardios Ruteng,NTT

Artikel Terkait

Back to top button