Varietas Kopi di Manggarai
Kopi adalah minuman yang diseduh dari biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua tempat yang berbeda biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari aroma jeruk sampai aroma tanah), kandungan kafeina, rasa dan tingkat keasaman. Ciri-ciri ini tergantung pada tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses produksi dan perbedaan genetika subspesies kopi. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum di Indoenesia, khususnya di Manggarai yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica).
Baca juga : Walter Wasibin Wisang: Konseptor, Sekretaris Tulen di Semua Lini
Baca juga : Guru Wens Wisang: Pencinta Seni, Sahabat Cosmas Batubara
Kopi Arabika (Coffea arabica) diduga pertama kali diklasifikasikan oleh seorang ilmuan Swedia bernama Carl Linnaeus (Carl von Linné) pada tahun 1753. Jenis kopi ini memiliki kandungan kafeina sebasar 0.8-1.4%. Konon kopi ini awalnya berasal dari Brasil dan Etiopia. Arabika (Coffea Arabica) merupakan spesies kopi pertama yang ditemukan dan dibudidayakan manusia hingga sekarang. Kopi arabika tumbuh di daerah di ketinggian 700–1700 m dpl dengan suhu 16-20 °C, beriklim kering tiga bulan secara berturut-turut.
Saat ini, kopi jenis arabika telah menguasai sebagian besar pasar kopi dunia dan harganya jauh lebih tinggi daripada jenis kopi lainnya. Di Indonesia, termasuk di Manggarai, kopi jenis ini sudah memiliki lebih banyak populasi dibandingkan kopi robusta.[9] Pada zaman dahulu, sekitar tahun 1930an, kopi jenis ini di Manggarai dikenal sebagai Kopi Raja atau nama lainnya adalah Kopi Juria. Nama Kopi Raja boleh jadi karena dipopulerkan oleh Raja atau juga diprogramkan untuk dibudidaya pada masa kerajaan Manggarai berjaya.
Selain kopi Arabika, di Manggarai dibudidayakan juga kopi Robusta. Dalam banyak daerah yang kami kunjungi, kehadiran kopi Robusta malah lebih dahulu bila dibandingkan kopi Arabika. Kopi Robusta (nama Latinnya: Coffea canephora atau Coffea robusta) merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama Coffea canephora. Jenis kopi ini tumbuh baik di ketinggian 400-700 m dpl, temperatur 21-24° C dengan bulan kering 3-4 bulan secara berturut-turut dan 3-4 kali hujan kiriman. Tanaman ini memiliki sistem akar yang dangkal dan tumbuh menjadi pohon atau perdu hingga mencapai 10 meter. Masa berbunganya tidak teratur dan membutuhkan sekitar 10-11 bulan bagi buahnya untuk masak, hingga menghasilkan biji kopi yang diinginkan. Kopi robusta menghasilkan lebih banyak panen daripada jenis arabika, dan mengandung lebih banyak kafein, yakni 2,7% dibandingkan dengan arabika yang mengandung 1,5% saja. Selain itu, robusta juga lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga membutuhkan lebih sedikit herbisida dan pestisida daripada perkebunan arabika.[10]