Semangat yang terus membara didukung oleh lingkungannya membuat Bapa Herman mudah untuk membentuk sebuah kelompok. “Saling percaya, saling membutuhkan merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi kelompok awali Kopdit Hanura. Saya mendekati beberapa orang termasuk guru Kornelis Penga. Waktu itu guru Kornelis menjadi pembawa acara untuk wilayah Wolokolo dan Watu Ipung. Menurut saya mengajak orang ini akan memudahkan komunikasi bagi pembentukkan kelompok untuk Kopdit. Jadilah demikian. Guru Kornelis juga berperan aktif mengajak calon anggota yang lain. Hasilnya, 35 orang anggota awal terbentuk, walau masih menjadi Kelompok 14 Kopdit Sinar Harapan Aimere”, jelasnya.
Baca juga : Siapa Layak Memimpin Manggarai?
Semangat untuk mandiri menciptakan harapan. “Akan tiba waktunya kami memisahkan diri dari Kopdit Sinar Harapan Aimere setelah pembelajaran yang cukup. Nyatanya memang terjadi demikian. Kami meminta berpisah secara baik-baik, asset dan modal kami diberikan namun pendampingan berkelanjutan terus diberikan. Mereka berjasa bagi kami”, ungkap Bapa Herman.
Dalam perjalanan waktu, usaha yang telah dilakukan untuk mendukung lembaga antara lain turut mengadvokasi kepada pemerintah dan pihak gereja untuk mendorong masyarakat / umat menjadi anggota koperasi. Terus mendorong pengurus, staf manajemen untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada anggota. Membantu mengarahkan anggota untuk selalu mempertahankan jati diri koperasi Hanura sebagai sebuah Credit Union.
Baca juga : Orang-orang Berjiwa Kerdil di Pilkada Manggarai 2020