Sosok

Membangun Generasi Emas Kabupaten Ende

Skema Buku

Buku ini memiliki 9 Bab. Bab Pertama berjudul: Ende Rahim Pancasila. Ende sejak zaman dahulu adalah wilayah dengan posisi yang strategis. Sejak zaman Portugis dan Spanyol, hingga Belanda dan Jepang, Ende menjadi kota pusat niaga yang terkenal di Flores. Arus niaga yang kuat itu membawa serta posisi Ende sebagai pusat Flores, hingga paska kemerdekaan. Ende adalah Ibu Kota Daerah Flores.

Selain itu, dalam tatanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Ende memiliki peran yang istiewa. Di tanah inilah Pancasila dilahirkan. Karena itu, Ende layak disebut sebagai Rahim Pancasila. Kehidupan yang plural, menerima, menghargai dan hidup dalam perbedaan adalah kekuatan Ende sebagai rumah bersama (Sa’o Bersama).

Bab Kedua berjudul: Dari Pulau Bunga Mengembangkan Panji Juang. Pada bagian ini dinyatakan sejarah kelahiran, keluarga, pendidikan hingga karier dari Bapa Haji Djafar. Pulau Ende yang terpencil di zaman dahulu ternyata melahirkan seorang pemimpin yang hebat.

Bab Ketiga berjudul: Rindu Mengabdi Kampung Halaman. Kerinduan ini adalah sebuah kerinduan hakiki. Ia memperkuat dirinya dengan berbagai pendidikan dan pelatihan. Ia terjun ke berbagai organisasi hingga kemudian karirnya terus menanjak dariw aktu ke waktu. Ketika sudah berhasil di tanah rantau, Ia ingat pulang. Ia ingin membaktikan dirinya bagi sesama saudara di kampung halaman. Mulai tahun 2008. Meskipun ia belum berhasil, namun niat itu tak pernah lumpuh dan sirna. Ia mencoba lagi tahun 2013 sebagai kandidat Wakil Bupati dan berhasil. Tahun 2018 hal yang sama dilakukan hingga kemudian ia melanjutkan tingkat estafet kepemimpinan daerah ini selaku Bupati.

Bab Keempat: I Will Back Home and Win! Adalah kisah kemenangan bagi rakyat Ende. Ia kemudian membaktikan dirinya sebagai seorang wakil yang senantiasa menolong Bupati. Itulah sebabnya Bab Kelima buku ini diberi judul: Wakil Bupati Itu Penolong. Ia bertugas untuk secara bersama membangun kesejahteraan masyarakat melalui tugas yang dipercayakan kepadanya.

Bab Keenam: Menahkodai Kabupaten Ende Menuju Sejahtera. Ini dimulai dengan Rencana Pembangunan Periode Kedua. Ketika dipilih untuk melanjutkan tongkat kepemimpian, ia memiliki kerinduan agar Ende menjadi Kabupaten Pintar, Ende Juara dan Ende Berbudaya. Ia selalu belajar dan bekerja sama dengan semua elemen. Hasilnya dapat diperoleh ketika kita harus mengucapkan: Good Bye Status Daerah Tertinggal, dan meraih Opini WTP. Bapa Haji Djafar terus menggenjot niaga melalui pelabuhan laut dan pembangunan terminal baru bandar udara sebab bandara menjadi pintu masuk ekonomi baru. Selain itu, memperkuat Sektor Pariwisata sebagai Prime Mover of Economic.

Bab Ketujuh: Ende, Pancasila dan Joko Widodo. Bab ini mengulas bahwa sejak zaman lampau Ende mendapatkan perhatian dari pemimpin bangsa ini, mulai dari Soekarno, Hatta, Boediono dan akhirnya Joko Widodo. Bapa Haji Djafar merupakan salah satu tokoh penting dalam menghadirkan Presiden Joko Widodo ke Ende. Ia ingin Ende menjadi Kota Pancasila. Satu-satunya di Indonesia. Tidak ada yang lain. Kehadiran Presiden Joko Widodo ingin menegaskan kembali posisi Ende dalam sejaran bangsa ini sekaligus pembangunan karakter anak-anak bangsa. Peristiwa ini sedemikian luar biasa sehingga menjadi tanda harapan baru bagi daerah ini ke depannya.

Bab Kedelapan: Total Mengabdi Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Badai wabah Pandemi-19 meluluh-lantakkan semua sendi kehidupan. Masyarakat Kabupaten Endepun mengalami hal yang sama. Bapa Haji Djafar bangkit untuk berjuang bersama semua elemen bertahan dan keluar dari aneka krisis akibat pandemi Covid-19 ini. Ia melihat bahwa bersama semua elemen yang mencintai kabupaten ini, apapun masalah yang dihadapinya dapat diatasi dengan baik.

Dalam bab ini juga dibangun prinsip dasar kepemimpinannya melalui filosofi Ka’e no’o Aji. Kita adalah saudara, kakak dan adik yang saling memperkuat, mendukung agar masyarakat Ende sejahtera dalam semua aspek kehidupannya. Ia membangun strategi agar membangun Ende berbasis tiga batu tungku: Tungku Agama, Tungku Adat (Mosalaki) dan Tungku Pemerintah yang senantiasa bekerja sama. Ide jenius ditampilkannya melalui penghidupan Budaya Pire di Kabupaten Ende sebagai Hari Hening Daerah. Ia ingin menunjukkan bahwa Ende memiliki kekhasan dari kebudayaannya yang sangat kaya.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Kanisius Deki

STIE Karya, KSP Kopkardios Ruteng,NTT

Artikel Terkait

Back to top button