Lungar terletak di balik pegunungan Mandosawu. Jalan menuju Lungar, dari Ruteng, melewati kawasan hutan konservasi Golo Lusang yang merupakan bagian dari RTK 118. Lungar dulunya, dalam sejarah Manggarai adalah bagian dari kedaluan[1] Poco Leok, yang terkenal karena hasil kopinya. Bahkan karena saking lamanya kopi dibudidayakan di tempat ini, mereka tidak lagi mengenal asal muasal kopi mereka. Di sinilah kelompok Maju Bersama yang anggotanya berjumlah 16 orang bekerja sebagai petani kopi.
Baca juga : Menjelajahi Kampung Kopi Manggarai, Flores, NTT
Baca juga : Opus Caritatis Pax: In Memoriam P. Servulus Isaak SVD
Kopi yang mula-mula dibudidayakan adalah kopi jenis Robusta. Kopi ini terlihat di mana-mana sepanjang jalan menuju Lungar hingga Mocok. Para petani sudah terbiasa membudidayakan kopi di wilayah ini. “Kopi adalah andalan hidup kami di Poco Leok. Sejak leluhur kami, kopi ini merupakan sumber penghasilan utama kami. Tak mungkin kami meninggalkan budi daya kopi. Tak mungkin!”, ungkap Bapa Vinsensius Godat dalam rapat penuh semangat.
Bapa Vinsen sebagai salah satu mantan Kepala Desa dua periode selalu memberikan motivasi kepada masyarakat untuk melanjutkan tradisi menanam dan memelihar kopi di wilayah itu. Bahkan dia menjadi perintis membuka lahan baru untuk menanam kopi di beberapa lingko (kebun komunal) mereka.
Baca juga : Menguak Teka-Teki Tanah Sengketa Labuan Bajo-Sisi Tilik Dokumen Tanah (6)
Baca juga : Dilige et quod vis fac!
10 komentar
Dan kami juga orang manggarai timur,lebih kusus desa golo nderu sudah sejak lama membudidayakan jenis- jenis kopi,seperti kolombia, arabika, dan robusta. Menurut kami tanaman kopi adalah warisan nenek moyang kami secara turun- temurun.
Memang kopi robusta ini sangat banyak diminati di semua desa desa, termasuk desa kami juga dan kopi ini juga memang sangat dibutuhkan bagi para petani,yang dimana nanti penghasilannya juga akan dijual,karena kopilah juga sebagai sumber utama bagi para petani petani didesa
Menurut saya,Bapak vinsen sebagai salah satu mantan kepala desa,dua periode selalu memberikan motivasi kepada mesayarakat untuk melanjutkan tradisi menanam dan memelihara kopi di wilayah itu.
Tindakan yang di lakukan oleh Bapak vinsen selama 2 priode sangat baik sekali dimana masyarakat termotifasi sekali untuk menanam dan memelihara kopi rebusta.sebelum itu banyak masyarakat yang menganggap sepele dan malas membudidayakannya karna harga..jangan lihat situasi sekarang,mungkin juga sebagai sumber penghasilan untuk masyarakat kedepanya.
Memang kopi robusta ini sangat banyak diminati disebuah desa-desa,Trmasuk desa kami juga dan petani yang dimana nanti pengahasilanya juga akan dijual, karena kopilah sebagai sumber utama bagi para petani didesa…
Budaya menanam kopi memang sudah menjadi bagian dari hidup kita.tanaman ini pada jaman sekarang memang sudah tak asing lagi utuk dimiliki dan di tanam dlm perkebunan parah petani.karena kopi adalah sumber ekonomi yg memiliki harga yang sangat tinggi dan terjangkau.indahnya tanaman ini adalah bijinya tidak hanya bisa dijual ke para pabrik kopi seperti coklat dan kemiri atau hasil ekonomi lainnya yg tidak bisa kita olahkan.tetapi kopi adalaha tanaman yg bisah kitah olah sendiri tanpa melalui pabrik kopi,yaitu dgn cara di tumbuk dan digiling .
Tindakan yang di lakukan oleh seorang tokoh dalam artikel tersebut memang sangatlah penting dalam kehidupan masyaraakat sekarang ini dimana , tindakan itu dapat memberikan motivasi kepada masyarakat untuk melanjutkan tradisi menanam dan memelihara kopi di wilaya kita.
Tanaman kopi adalah tanaman yg harganya sangatvteejangkau dan sangat mahal.tanaman ini juga merupakan tanaman yg paling mudah untuk di miliki olleh manusia.budaya tanaman kopi ini sangat terkenal di seluruh dunia terlbih khusus di indonesia.
Memang kopi Robusta ini sangat diminati diberbagai desa termasuk desa kami.Budaya menanam kopi memang sedah menjadi bagian dari hidup masyarakat karena dimana kopilah sebagai sumber penghasilan utama bagi para masyarakat.
Menurut saya,para petani sudah terbiasa membudidayakan kopi diwilaya ini.
Tindakan dari bapak vinsen selama dua periode selalu memberikan motivasi kepada masyarakat untuk melanjutkan tradisi menanam dan memelihara kopi di wilayah itu.