Berkiblat menjadi Sekolah Favorit Lagi
Perkembangan yang luar biasa ini bukanlah hasil pekerjaan pribadi. Ini merupakan buah kerja tim (team work) yang berkanjang dalam kesetiaan membangun sekolah ini sebagai panggilan jiwa. “Membangun sekolah ini dengan modal keyakinan yang kuat bahwa apa yang dilakukan sebagai panggilan Tuhan, berjalan dalam alur yang tidak mudah. Jatuh, bangun lagi. Ada soal, cari jalan keluar. Tetapi sejarah membuktikan bahwa ada capaian yang luar biasa hingga sekolah ini menjadi salah satu sekolah favorit di Manggarai Raya”, ungkapnya penuh kebanggaan.
Namun diakui Bapa Markus, tantangan menjalankan sebuah yayasan dengan kekuatan hanya pada sekolah, tidaklah kecil. Persaingan antar sekolah terus muncul. Bahkan kebijakan Pemerintah Daerah mendirikan banyak sekolah negeri di setiap kecamatan memberikan dampak yang tidak kecil pada sekolahnya. “Sejak tahun 2000-an, jumlah siswa mulai menurun. Rata-rata total siswa yang belajar di sini bertahan di angka 600 orang. Belum lagi satu kecamatan memiliki lebih dari 1 SMA. Kami tidak memiliki SMP sendiri sebagai ‘muatan dasar’. Karena itu kami sedang membenahi sekolah ini untuk kembali menjadi sekolah favorit di Manggarai Raya”, jelasnya optimis.
Baca Juga : Opus Caritatis Pax: In Memoriam P. Servulus Isaak SVD
Baca Juga : Dilige et quod vis fac!
Untuk menjadi sekolah favorit, budaya mutu, sarana prasarana, sumber daya manusia menjadi andalan. “Kami sedang berusaha semua dimensi yang diperlukan terpenuhi. Dari sisi gedung, kami sudah memunyai gedung lantai dua yang bagus dari sisi arsitektur dan ketercukupan ruang. Sistem pendidikan terus dibenahi dengan manajemen modern. Sarana prasarana pembelajaran kita tingkatkan berbasis komputerisasi. Aspek perealisasian bakat dan minat siswa kita perhatikan. Demikian halnya dengan perpustakaan dan laboratorium. Ketua Yayasan saat ini, Bapa Herman Djegaut, memiliki kiblat mutu itu. Tak henti-hentinya beliau berusaha agar sekolah ini dipilih karena ada sesuatu yang berharga di dalamnya”, tandasnya optimis.
Dalam benak Bapa Markus, sekolah favorit tidak hanya diukur oleh jumlah siswa yang masuk, tetapi lebih-lebih kualitas lulusannya. “Ada banyak output kita yang sudah bekerja di segala lini kehidupan di dalam pun di luar negeri. Sekolah kami juga sudah menghasilkan dokter, ingsinyur, akademisi, birokrat, pengusaha, politisi, imam, biarawan-biarawati dan anke profesi lainnya”, jelasnya. Kualitas itulah yang menjadi target yayasan dan sekolah ini. Jika berkualitas, siapapun akan mencari lembaga pendidikan ini.