Penulis Puisi
Suami dari Yohana Poni dan ayah dari empat orang anak: Maria Octaviani Laja, Antonius Valentino Randy, Natalia Beatrix Laja dan Consita Apriany Laja adalah seorang penulis puisi. Ia menulis puisi di blognya: http://franskalis.blogspot.com/. Beberapa judul bisa dibaca di sana: Hari ini Harimu yang diposting 27 Mei 2019, Senja, Mimpi, dll. Ini adalah puisi Hari ini Harimu:
HARI INI HARIMU[4]
Di hari ini
Kubingkai namamu dalam lukisan nan indah
Tersenyum menghiasi dinding hati
Membangkiktan angan melambung
Menggapai wajah tak lagi bayang
Mengisi waktu yang terus datang dan pergi
Hari ini , hanya untukmu
Haruskan aku hadir di sana
Berduaan tersenyum saling memandang
Sembari mengetuk kedalaman jiwa
Membangkitkan niat tuk mampu mengucap jujur
Tangkai jiwakujatuh dalam genggaman hatimu
Hari ini, puisiku untukmu
Tentang rasa yang pelan menerpa
Tentang bisikan hati yang lembut tak terdengar
Tentang rindu yang mengurat jiwa
Tentang angan yang terus berekelana
Yah tentang dirimu, diriku
Hari ini, harimu
Kukuirimkan puisi yang tertulis dengan pena cinta
Dan kubacakan dengan suara lantang
Mengalir dalam hembusan napas tidurmu yang lelap
Merayu dalam mimpi mesrah
Erat menggenggam tanganmu yang terbuka
Kau yang , memiliki hari ini
Bangunlah
Terimalah bingkisan ini
Genggamlan bait-bait puisi ini
Yang hanya untukmu.
Beberapa kali dalam diskusi ia mengajak saya untuk menulis buku bersama tentang berbagai ide Kopdit yang dimilikinya. “Kita dua tulis buku bersama supaya ide-ide yang saya miliki ini tidak hilang begitu saja”, ungkapnya seraya mengajak. Namun saya belum memiliki waktu yang cukup untuk menerima ajakan ini.
Pada suatu waktu, saya dikejutkan oleh berita Frans mengalami kecelakaan mobil di Paang Lembor. Namun rupanya ajal belum menjemput. Mobil masuk jurang, mereka hanya menderita luka-luka. “Suatu mukjizat bagi kami, jikalau melihat lokasi tak seharusnya kami masih hidup”, katanya suatu kali. Frans menjelaskan dengan penuh semangat, suaranya meletup-letup sambil mengisap rokok kesukaannya.
Selama 7 (tujuh) bulan terakhir ia tak lagi beraktivitas seperti biasanya. Ia jatuh sakit dan terus beristirahat di rumahnya. Sampailah kemarin malam diinfokan jika ia masuk ruang ICU di salah satu Rumah Sakit di Labuan Bajo. Forum Puskopdit Manggarai mendoakan agar Frans sembuh. Namun ternyata itu adalah usaha akhir yang dapat dilakukan. Frans tak tertolong. Ia menghembuskan nafas terakhir dalam dekapan orang-orang terkasihnya. Selamat Jalan Frans, ini adalah sebuah mimpi di akhir perjalanan panjang di dunia, seperti tulisan puisimu:[5]
Yang…
Selamat bermimpi
Tentang rembulan
Tentang semilir angin malam
Tentang piasan ombak
Yang…
Selamat bermimpi
Mengulang kenangan
Tangaku tanganmu menggenggam erat
Sembari
Duduk di bibir pantai
Di bawah remang rembulan
Jariku jarimu
melukis hati yang hilang
di pasir putih
Pagi ini aku datang menjengukmu di rumah kebanggaanmu, di Rangkat Atas, sebagaimana locus puisi-puisimu ditulis. Selamat jalan sahabat dan saudara dalam Kopdit. Doakan kami yang masih berjuang di dunia.
[1] Badk. Ganapati, P.M., Janssen, J.A., Sastry, C.B., ed., Bambu People and Environment, Proceedings of the Vth International Bambu Workshop and the IV International Bambu Congress, Bali, 19-22 June 1995, hal.66 – 75.
[2] Ni Komang Ayu Artiningsih, Pemanfaatan Bambu Pada Konstruksi Bangunan Berdampak Positif bagi Lingkungan” (Semarang: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas 17 Agustus 1945, 2000), hal. 9.
[3] Bdk. Paudel, S.K., (2008), “Engineered Bambu as A Building Material”, In Xiao, Y., Inoue, M., Paudel, S. K., ed., Modern Bambu Structures, ed., Proceeding of First International Conference, Changsha, 28-30 October 2007, hal.33-40.
[4] http://franskalis.blogspot.com/. Diunduh 31 Juli 2022.
[5] Ibid, dengan judul: Mimpi.