Caritas est Mater, Radix, et Forma Omnium Virtutum

Kanisiusdeki.com – Mula pertama bersua Kraeng Marcel adalah lewat media sosial Facebook. Saya membaca wall Kraeng Marcel lalu menanggapi. Kemudian berlanjut dengan bertukaran nomor Whatsap. Perjumpaan itu makin intens saat saya dipercaya oleh Masyarakat Adat Gendang Tenda, Kabupaten Manggarai, Flores untuk membangun rumah adat (Mbaru Gendang, Mbaru Niang, Mbaru Tembong) bagi komunitas kami.
Rumah adat yang lama sudah tak layak lagi untuk dihuni. Sebagai orang muda, anak kampung, saya mendapat kepercayaan tetua. “Anak, suara untuk memilih kamu dari leluhur, kami hanyalah penerus suara mereka. Bagaimana saja caranya, rumah adat ini harus jadi, kami hanya membantu” (Nana, reweng soo le maid, toe reweng dami, ami ho’o ata letang temba, laro jaong kudut tombo agu ite. Co’o kaut lite panden, ata mesen ngance mongko mbaru adak dite, ami ga ata campe ite), kata para tetua.
Untuk merealisasikan pernyataan, “bagaimana saja caranya”, saya mulai bekerja bersama tim mencari pelbagai pihak yang bisa membantu. Dari deretan nama yang tersusun, nama Kraeng Marcel masuk daftar. Saya lalu mengontak untuk mendiskuikan hal ini. Kraeng Marcel menanggapi secara positif. “Ase, saya siap membantu”, demikian kata Kraeng Marcel. Terus terang saya sungguh berbangga dan berterima kasih untuk kerelaan Kraeng Marcel.
Pada suatu hari saya mendapat kabar kalau Kraeng Marcel dan Ibu Keny berkunjung ke Ruteng. Saya menerima kabar itu dalam kegembiraan. Dalam benak, tempat pertama yang saja ajak adalah mengunjungi tempat pembangunan rumah adat. Namun rupanya, Kraeng Marcel dan Ibu Keny lebih tertarik untuk menyempatkan diri, dari pelbagai agenda padat untuk beberapa tempat yang sudah direncanakan, mengujungi Kantor Koperasi Kredit Karyawan Dioses Ruteng (Kopkardios), tempat yang kala itu saya pimpin. Sebuah lembaga keuangan mikro yang sedang bertumbuh dengan pesatnya.